Minggu, 29 April 2012

Cara Menambah Follower Twitter Dengan Cepat

Disini saya nggak perlu menerangkan secara detail cara penggunaannya karena ini sangat mudah dimengerti jika kalian langsung praktekan di TKP, saya share situs situs yang bisa bantu kita untuk menambah follower twitter kita dengan cepat :)
Nih dia guys, situs situs web yang bisa membantu kita dalam menambahkan follower twitter secara cepat dan efektif :
1. TWIENDS


Pertama, kalian harus log in dulu ke twitter kalian, dan masuk ke twiends, kemudian hubungkan twiends ke twitter kamu dengan klik pada bagian yang saya lingkarin.

Peraturannya yaitu, jika kita follow 1 orang yang ada di twiends itu, maka kita akan difollow beberapa orang sekaligus !
Semakin banyak kita follow orang, maka kita juga akan difollow lebih banyak orang lagi.
Eits, jangan keterusan,sob ! Karena kita dibatasi oleh adanya "seeds" yang kita miliki di account twiends itu. Kalo mau tau lebih banyak lagi, langsung menuju TKP aja. Dijamin aman kok :)

2. PLUSFOLLOWER

Disini kalian hanya perlu KLIK pada bagian "START NOW" dibagian "Free Service: Get Free Twitter Followers" kemudian, kalian masukkan username dan password kalian. Centang kotak kecil "I accept terms of use" lalu KLIK "Start Get followers" !
Setelah itu kalian akan diarahkan kepada halaman web konfirmasi persetujuan untuk menghubungkan Plus Follower ke account twitter kalian. Pada proses itu, silahkan klik "ALLOW"
Tunggu beberapa saat, dan tidak lama pun FOLLOWER kalian bertambah pesat !
Eits, jangan girang dulu,guys ! Karena FOLLOWING kita pun ikut bertambah !
( Yah, sama aja bohong dong ???)
Tapi jangan sedih gitu juga guys ! karena kalian hanya tinggal mengUNFOLLOW mereka.
Dan mungkin ada beberapa dari mereka yang mengUNFOLLOW back kalian, tapi jangan khawatir, karena TIDAK SEMUA dan hanya sedikit yang mengUNFOLLOW kalian.


3. FOLLOWBACK.INFO

4. HITFOLLOW.INFO

5. NEWFOLLOW.INFO

Nah, sobat ! pada poin 3, 4 dan 5 cara penggunaannya sama persis dengan poin 2.

Cara Memberi password pada File Di MEDIAFIRE


Kali ini saya akan menjelaskan Cara Memberi Password File Di Mediafire.
Agar file sobat tidak di download oleh sembarang orang maka sobat harus memberi password pada file yang sudah sobat upload. Langung saja Toturialnya :

1. Login ke Mediafire.com , Kalo sobat belum punya acount silahkan klik disini
2. Pilih My Files , atau klik di sini
3. Klik roda gigi pada samping kanan file dan pilih password protect
4. Masukkan password yang sobat inginkan
5. Setelah langkah 1,2,3,dan 4 selesai
6. Dan yang terakhir, Jangan lupa klik save
Itulah Langkah-langkah Cara Memberi Password File di Mediafire

Oh ya, Maaf Screenshootnya menyusul....  :D


Selamat Mecoba ^_^

Kumpulan Kisah Nyata Muallaf Masuk Islam

Mustafa Davis lahir dan dibesarkan di wilayah teluk di Kalifornia Utara. Ia kini dikenal sebagai pembuat film dan seniman dunia. Sebagai seniman, Davis mencintai keindahan. Dan keindahan paling indah di matanya adalah senyum seorang pria sederhana yang tulus, yang membawanya pada Islam 16 tahun lalu.
Semua berawal pada suatu Rabu di bulan Mei 1996, Davis bertemu dengan seorang teman dalam perjalanannya menuju kampus. Belakangan Davis tahu ia dan pria bernama Whitney Canon itu belajar dalam kelas bahasa Prancis yang sama. Lalu, mengetahui bahwa Whitney adalah seorang seniman dan musisi sepertinya, Davis kerap menghabiskan waktu bersamanya setelah itu, terutama di ruang piano di aula musik kampusnya.
Selama satu semester, dengan cara menyelinap, ia dan Whitney menghabiskan waktu di ruangan itu, lalu bermain musik atau berbincang tentang persoalan kerohanian di sana. Pada suatu Rabu di tahun yang sama, bersama salah seorang temannya, Whitney Canon (kini Muslim), Davis sedang menyantap sushi di sebuah restoran Jepang dekat kampus. Dalam kesempatan itu, Davis menyampaikan sebuah pengakuan bahwa dirinya lelah dengan kehidupan yang dijalaninya.
“Aku ingin mengembalikan hidupku pada jalurnya,” tulisnya dalam sebuah note dalam akun Facebook-nya, Becoming Muslim in America (dipublikasikan kembali oleh isamicsunrays.com dalam artikel berjudul Becoming Muslim: Five Words That Changed My Life). Menurut Davis, gaya hidupnya kala itu menjauhkannya dari kesuksesan, dan hanya agama yang mungkin mengubah hidupnya. “Aku harus kembali ke gereja,” ujar mantan pemeluk Katolik ini.
***
Tiba-tiba Whitney bertanya apakah dirinya pernah berpikir tentang Islam. Davis menjawab “tidak” dan mengatakan pada Whitney bahwa Islam adalah agama Arab atau gerakan separatis bangsa kulit hitam. Dari banyak informasi dan peristiwa, Davis hanya memiliki stigma negatif tentang agama itu dalam otaknya. “Selain itu, aku belum pernah melihat Muslim yang baik dan taat waktu itu,” katanya.
Mendapati respons negatif dari Davis, Whitney kemudian bercerita tentang kakak laki-lakinya yang masuk Islam. Dari kakaknya, Whitney (yang saat itu belum menjadi Muslim) mengatakan bahwa Islam bukan hanya untuk Arab serta merupakan agama yang universal. Whitney lalu melontarkan pertanyaan baru pada Davis, “Apakah kamu mengetahui Muhammad?”
Davis mengaku hanya mengetahui satu orang dengan nama Muhammad, yakni Elijah Muhammad (salah satu pemimpin utama di Nation of Islam). Whitney lalu menjelaskan hanya ada seorang pria bernama Muhammad yang merupakan nabi asal Arab yang sesungguhnya. “Kau harus mengenalnya,” kata Whitney.
Mendengar kata “Arab,” Davis tak tertarik untuk masuk ke dalam perbincangan yang lebih jauh tentang Islam. Ia kemudian mengakhiri perbincangan itu dan beranjak menuju tempat kerjanya, karena Davis bekerja pada malam hari.
Pulang dari tempat kerjanya, Davis singgah ke sebuah toko buku untuk membeli Bibel. Saat melewati deretan rak bertema “Filosofi Timur,” pandangan Davis tiba-tiba tertuju pada sebuah buku berwarna hijau. Nama “MUHAMMAD” tertulis dengan huruf timbul berwarna emas di sampulnya. “Aku menghentikan langkahku, berpikir sejenak, dan mengambil buku itu dari rak,” katanya.
Rasa ingin tahu Davis tergugah saat membaca judul kecil di bawah tulisan MUHAMMAD; Kehidupannya berdasarkan Sumber Paling Awal. “Kata “sumber paling awal” menggelitikku karena aku sangat mengetahui adanya debat teologis tentang sejumlah kesalahan yang ditemukan dalam Bibel. Fakta itu menggangguku,” kata pendiri Cinemotion Media dan Mustava Davis Incorporation ini.
Davis membuka buku itu dan dengan susah payah mencoba membaca banyak kata dalam ejaan Arab. “Empat atau lima kalimat yang kubaca menyebut kata “Alquran” beberapa kali,” katanya. Ejaan-ejaan Arab yang menyulitkan itu lalu dirasanya membenarkan pemahamannya bahwa Islam adalah agama orang Arab. Maka Davis mengembalikan buku itu ke rak.
***
Saat beranjak meninggalkannya, tulisan emas di sampul buku itu kembali menarik pandangan Davis sehingga ia kembali melihat ke arah buku tersebut. Saat itu, ia melihat sebuah buku lain berjudul The Quran, dan teringat pada beberapa kata yang baru ia baca dalam buku berjudul Muhammad.
Setelah mengambil dan membukanya secara acak, Davis berhadapan dengan halaman pertama Surah Maryam. “Aku membaca surah itu dari awal hingga akhir dan merasakan tubuhku menggigil saat membaca penjelasan detail tentang kelahiran Nabi Yesus (Isa as) yang menakjubkan,” ujarnya.
“Aku tak menyangka bahwa Muslim mempercayai kelahiran yang menakjubkan itu, dan bahwa mereka tak mempercayai Yesus sebagai anak Tuhan. Sebagai seorang Kristen, aku tak pernah bisa menerima pernyataan bahwa Tuhan mempunyai anak,” tambahnya. Davis menangis dengan terjemahan Alquran di tangannya. Ia memutuskan membeli kitab itu, lupa dengan tujuannya membeli Bibel, dan meninggalkan toko buku itu.
***
Keesokannya, Kamis pagi, saat berjalan menuju kampusnya, Davis melewati stan kecil milik seorang pria Senegal yang menjual kerajinan, dompet, dan boneka Afrika. Ia sibuk dengan seorang pembeli saat Davis menghampiri stannya dan melihat-lihat sebuah dompet. Ketika pelanggannya itu pergi, pria kulit hitam itu menghampiri Davis sambil tersenyum ramah.
“Senyumnya itu adalah sesuatu yang tidak pernah kutemukan sebelumnya. Aku hanya bisa menggambarkan bahwa senyum itu penuh dengan cahaya dan cinta,” Davis menulis dengan penuh ketakjuban.
Pria bernama Khadim itu menyapa Davis, “Hai, saudaraku, apa kabar?” dan melanjutkan dengan sebuah pertanyaan lain setelah Davis menjawabnya, “Saudaraku, apakah kamu seorang Muslim? Kamu terlihat seperti seorang Muslim.”
Belum habis kekagumannya dengan senyum Khadim, Davis dibuat terkejut dengan pertanyaan itu. Ia menjawab bahwa dirinya bukan seorang Muslim, namun baru membeli Alquran pada malam sebelum mereka bertemu. Senyum Khadim berkembang. Ia menghampiri Davis dan memberinya pelukan sambil terus berkata, “Ini sangat indah, saudaraku. Ini hebat. Aku bahagia untukmu. Ini adalah pertanda dari Allah. Kamu membuatku sangat bahagia, saudaraku.”
***
Ketakjuban Davis belum berakhir. Saat memasuki waktu Zuhur, Khadim meminta bantuannya untuk menjaga stan miliknya selama ia shalat. Davis bersedia dan melewatkan dua kelas hari itu. “Aku belum pernah menemukan orang setulus dia, yang tersenyum padaku, memelukku, dan mengatakan dirinya berbahagia untukku.”
Saat bersama Khadim itulah, seorang mahasiswa Pakistan menghampiri dan menyapa pria Senegal itu. Seperti Khadim, ia mengira Davis seorang Muslim, dan gembira saat mendengar Davis telah membaca Alquran. Ia lalu menawari menawarkan dirinya untuk menemani Davis melihat-lihat masjid. Dan Davis menerima tawarannya.
Keesokan harinya, mahasiswa itu menjemput Davis dan membawanya ke sebuah masjid milik Asosiasi Komunitas Muslim di Santa Clara Kalifornia setelah terlebih dulu ia mengajak Davis makan siang di rumahnya. Saat tiba di masjid, Davis disambut sekitar 40 pria yang menyapanya sambil tersenyum.
Setelah duduk dan bergabung dengan pria-pria tersebut, Davis ditanya apakah ia mengetahui sesuatu tentang Islam. Ia menceritakan Alquran yang dibelinya dan menyampaikan hal-hal tentang Islam yang diketahuinya melalui kitab tersebut. “Lalu seorang di antara mereka bertanya apakah aku mempercayai Nabi Muhammad dan tanpa ragu kujawab ‘Ya.’ Aku ditanya apakah aku percaya bahwa Yesus adalah Tuhan atau anak Tuhan, kujawab ‘Tidak’.”
Ia lalu menjelaskan banyak hal tentang Islam pada Davis; malaikat, kitab-kitab Allah, hari penghakiman (yaumul hisab), dan banyak lainnya. Setelah memberikan penjelasan itu, ia bertanya apakah Davis mempercayai semua itu. Davis kembali menjawab “Ya,” lalu pria itu berkata, “Itu adalah apa yang dipercayai oleh Muslim dan kamu mempercayainya. Maka apakah kamu ingin menjadi seorang Muslim?”
Davis kembali menjawab ‘Ya’ tanpa keraguan sedikitpun. Pria itu lalu membimbingnya membaca syahadat. “Aku ingat, hari itu tanggal 17 Ramadhan 1416 H,” ujarnya.

Cara Mengubah Cursor Pada BLog




mungkin Anda ingin merubah cursor pada blog sobat dengan cursor yang anda inginkan . Apakah sobat menginginkan sesuatu seperti itu????

jika sobat ingin, sini saya mungkin dapat memberikan tips untuk Merubah Cursor Pada Blog.

Bagaimana Merubah Cursor Pada Blog:
1. Login ke blogger dan memilih layout (tata letak)
2. Pilih EDIT HTML
3. Centang Expand widget template
4. Kemudian menempatkan kode html berikut di atas  </head>


 <style type='text/css'>body, a, a:link{cursor:url(http://cur.cursors-4u.net/cursors/cur-2/cur117.cur), default;} a:hover {cursor:url(http://cur.cursors-4u.net/cursors/cur-2/cur116.cur),wait;}</style>

Ini Cursor yang saya Gunakan pada blog saya ini

NB :
untuk yang berwarna MERAH adalah ketika cursor default
untuk yang berwarna Biru adalah ketika cursor menyorot link

5. Simpan Template

Good Luck . . . . .
                                           Sumber : Indo BLogger™

Papa dan Mama,, Rio Tunggu Dipintu Surga >Cerita mualaf Cilik yang menyentuh

          Kisah Mualaf share by Raka Putratama
Agnes adalah sosok wanita Katolik taat. Setiap malam, ia beserta keluarganya rutin berdoa bersama. Bahkan, saking taatnya, saat Agnes dilamar Martono, kekasihnya yang beragama Islam, dengan tegas ia mengatakan “Saya lebih mencintai Yesus Kristus dari pada manusia!”
Ketegasan prinsip Katolik yang dipegang wanita itu menggoyahkan Iman Martono yang muslim, namun jarang melakukan ibadah sebagaimana layaknya orang beragama Islam. Martono pun masuk Katolik, sekedar untuk bisa menikahi Agnes. Tepat tanggal 17 Oktober 1982, mereka melaksanakan pernikahan di Gereja Ignatius, Magelang, Jawa Tengah.
Usai menikah, lalu menyelesaikan kuliahnya di Jogjakarta, Agnes beserta sang suami berangkat ke Bandung, kemudian menetap di salah satu kompleks perumahan di wilayah Timur kota kembang. Kebahagiaan terasa lengkap menghiasi kehidupan keluarga ini dengan kehadiran tiga makhluk kecil buah hati mereka, yakni: Adi, Icha dan Rio.
Di lingkungan barunya, Agnes terlibat aktif sebagai jemaat Gereja Suryalaya, Buah Batu, Bandung. Demikan pula Martono, sang suami. Selain juga aktif di Gereja, Martono saat itu menduduki jabatan penting, sebagaikepala Divisi Properti PT Telkom Cisanggarung, Bandung.
Karena Ketaatan mereka memegang iman Katolik, pasangan ini bersama beberapa sahabat se-iman, sengaja mengumpulkan dana dari tetangga sekitar yang beragama Katolik. Mereka pun berhasil membeli sebuah rumah yang ‘disulap’ menjadi tempat ibadah (Gereja,red).
Uniknya, meski sudah menjadi pemeluk ajaran Katolik, Martono tak melupakan kedua orangtuanya yang beragama Islam. Sebagai manifestasi bakti dan cinta pasangan ini, mereka memberangkatkan ayahanda dan ibundanya Martono ke Mekkah, untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.
Hidup harmonis dan berkecukupan mewarnai sekian waktu hari-hari keluarga ini. Sampai satu ketika, kegelisahan menggoncang keduanya. Syahdan, saat itu, Rio, si bungsu yang sangat mereka sayangi jatuh sakit. Panas suhu badan yang tak kunjung reda, membuat mereka segera melarikan Rio ke salah satu rumah sakit Kristen terkenal di wilayah utara Bandung.
Di rumah sakit, usai dilakukan diagnosa, dokter yang menangani saat itu mengatakan bahwa Rio mengalami kelelahan. Akan tetapi Agnes masih saja gelisah dan takut dengan kondisi anak kesayangannya yang tak kunjung membaik.
Saat dipindahkan ke ruangan ICU, Rio, yang masih terkulai lemah, meminta Martono, sang ayah, untuk memanggil ibundanya yang tengah berada di luar ruangan. Martono pun keluar ruangan untuk memberitahu Agnes ihwal permintaan putra bungsunya itu.
Namun, Agnes tak mau masuk ke dalam. Ia hanya mengatakan pada Martono, ”Saya sudah tahu.” Itu saja.
Martono heran. Ia pun kembali masuk ke ruangan dengan rasa penasaran yang masih menggelayut dalam benak. Di dalam, Rio berucap, “Tapi udahlah, Papah aja, tidak apa-apa. Pah hidup ini hanya 1 centi. Di sana nggak ada batasnya.”
Sontak, rasa takjub menyergap Martono. Ucapan bocah mungil buah hatinya yang tengah terbaring lemah itu sungguh mengejutkan. Nasehat kebaikan keluar dari mulutnya seperti orang dewasa yang mengerti agama.
Hingga sore menjelang, Rio kembali berujar, “Pah, Rio mau pulang!”
“Ya, kalau sudah sembuh nanti, kamu boleh pulang sama Papa dan Mama,” jawab Martono. “Ngga, saya mau pulang sekarang. Papah, Mamah, Rio tunggu di pintu surga!” begitu, ucap Rio, setengah memaksa.
Belum hilang keterkejutan Martono, tiba-tiba ia mendengar bisikan yang meminta dia untuk membimbing membacakan syahadat kepada anaknya. Ia kaget dan bingung. Tapi perlahan Rio dituntun sang ayah, Martono, membaca syahadat, hingga kedua mata anak bungsunya itu berlinang. Martono hafal syahadat, karena sebelumnya adalah seorang Muslim.
Tak lama setelah itu bisikan kedua terdengar, bahwa setelah Adzan maghrib Rio akan dipanggil sang Pencipta. Meski tambah terkejut, mendengar bisikan itu, Martono pasrah. Benar saja, 27 Juli 1999, persis saat sayup-sayup Adzan maghrib, berkumandang Rio menghembuskan nafas terakhirnya.
Tiba jenazah Rio di rumah duka, peristiwa aneh lagi-lagi terjadi. Agnes yang masih sedih waktu itu seakan melihat Rio menghampirinya dan berkata, “Mah saya tidak mau pakai baju jas mau minta dibalut kain putih aja.” Saran dari seorang pelayat Muslim, bahwa itu adalah pertanda Rio ingin dishalatkan sebagaimana seorang Muslim yang baru meninggal.
Setelah melalui diskusi dan perdebatan diantara keluarga, jenazah Rio kemudian dibalut pakaian, celana dan sepatu yang serba putih kemudian dishalatkan. Namun, karena banyak pendapat dari keluarga yang tetap harus dimakamkan secara Katolik, jenazah Rio pun akhirnya dimakamkan di Kerkov. Sebuah tempat pemakaman khusus Katolik, di Cimahi, Bandung.

Sepeninggal Rio

Sepeninggal anaknya, Agnes sering berdiam diri. Satu hari, ia mendengar bisikan ghaib tentang rumah dan mobil. Bisikan itu berucap, “Rumah adalah rumah Tuhan dan mobil adalah kendaraan menuju Tuhan.” Pada saat itu juga Agnes langsung teringat ucapan mendiang Rio semasa TK dulu, ”Mah, Mbok Atik nanti mau saya belikan rumah dan mobil!” Mbok Atik adalah seorang muslimah yang bertugas merawat Rio di rumah. Saat itu Agnes menimpali celoteh si bungsu sambil tersenyum, “Kok Mamah ga dikasih?” “Mamah kan nanti punya sendiri” jawab Rio, singkat.
Entah mengapa, setelah mendengar bisikan itu, Agnes meminta suaminya untuk mengecek ongkos haji waktu itu. Setelah dicek, dana yang dibutuhkan Rp. 17.850.000. Dan yang lebih mengherankan, ketika uang duka dibuka, ternyata jumlah totalnya persis senilai Rp 17.850.000, tidak lebih atau kurang sesenpun. Hal ini diartikan Agnes sebagai amanat dari Rio untuk menghajikan Mbok Atik, wanita yang sehari-hari merawat Rio di rumah.
Singkat cerita, di tanah suci, Mekkah, Mbok Atik menghubungi Agnes via telepon. Sambil menangis ia menceritakan bahwa di Mekkah ia bertemu Rio. Si bungsu yang baru saja meninggalkan alam dunia itu berpesan, “Kepergian Rio tak usah terlalu dipikirkan. Rio sangat bahagia disini. Kalo Mama kangen, berdoa saja.”
Namun, pesan itu tak lantas membuat sang Ibunda tenang. Bahkan Agnes mengalami depresi cukup berat, hingga harus mendapatkan bimbingan dari seorang Psikolog selama 6 bulan.
Satu malam saat tertidur, Agnes dibangunkan oleh suara pria yang berkata, “Buka Alquran surat Yunus!”. Namun, setelah mencari tahu tentang surat Yunus, tak ada seorang pun temannya yang beragama Islam mengerti kandungan makna di dalamnya. Bahkan setelah mendapatkan Alquran dari sepupunya, dan membacanya berulang-ulang pun, Agnes tetap tak mendapat jawaban.
“Mau Tuhan apa sih?!” protesnya setengah berteriak, sembari menangis tersungkur ke lantai. Dinginnya lantai membuat hatinya berangsur tenang, dan spontan berucap “Astaghfirullah.” Tak lama kemudian, akhirnya Agnes menemukan jawabannya sendiri di surat Yunus ayat 49: “Katakan tiap-tiap umat mempunyai ajal. Jika datang ajal, maka mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak (pula) mendahulukannya”.
Beberapa kejadian aneh yang dialami sepeninggal Rio, membuat Agnes berusaha mempelajari Islam lewat beberapa buku. Hingga akhirnya wanita penganut Katolik taat ini berkata, “Ya Allah terimalah saya sebagai orang Islam, saya tidak mau di-Islamkan oleh orang lain!”.
Setelah memeluk Islam, Agnes secara sembunyi-sembunyi melakukan shalat. Sementara itu, Martono, suaminya, masih rajin pergi ke gereja. Setiap kali diajak ke gereja Agnes selalu menolak dengan berbagai alasan.
Sampai suatu malam, Martono terbangun karena mendengar isak tangis seorang perempuan. Ketika berusaha mencari sumber suara, betapa kagetnya Martono saat melihat istri tercintanya, Agnes, tengah bersujud dengan menggunakan jaket, celana panjang dan syal yang menutupi aurat tubuhnya.
“Lho kok Mamah shalat,” tanya Martono. “Maafkan saya, Pah. Saya duluan, Papah saya tinggalkan,” jawab Agnes lirih. Ia pasrah akan segala resiko yang harus ditanggung, bahkan perceraian sekalipun.
Martono pun Akhirnya Kembali ke Islam
Sejak keputusan sang istri memeluk Islam, Martono seperti berada di persimpangan. Satu hari, 17 Agustus 2000, Agnes mengantar Adi, putra pertamanya untuk mengikuti lomba Adzan yang diadakan panitia Agustus-an di lingkungan tempat mereka tinggal.
Adi sendiri tiba-tiba tertarik untuk mengikuti lomba Adzan beberapa hari sebelumnya, meski ia masih Katolik dan berstatus sebagai pelajar di SMA Santa Maria, Bandung. Martono sebetulnya juga diajak ke arena perlombaan, namun menolak dengan alasan harus mengikuti upacara di kantor.
Di tempat lomba yang diikuti 33 peserta itu, Gangsa Raharjo, Psikolog Agnes, berpesan kepada Adi, “Niatkan suara adzan bukan hanya untuk orang yang ada di sekitarmu, tetapi niatkan untuk semesta alam!” ujarnya.
Hasilnya, suara Adzan Adi yang lepas nan merdu, mengalun syahdu, mengundang keheningan dan kekhusyukan siapapun yang mendengar. Hingga bulir-bulir air mata pun mengalir tak terbendung, basahi pipi sang Ibunda tercinta yang larut dalam haru dan bahagia. Tak pelak, panitia pun menobatkan Adi sebagai juara pertama, menyisihkan 33 peserta lainnya.
Usai lomba Agnes dan Adi bersegera pulang. Tiba di rumah, kejutan lain tengah menanti mereka. Saat baru saja membuka pintu kamar, Agnes terkejut melihat Martono, sang suami, tengah melaksanakan shalat. Ia pun spontan terkulai lemah di hadapan suaminya itu. Selesai shalat, Martono langsung meraih sang istri dan mendekapnya erat. Sambil berderai air mata, ia berucap lirih, “Mah, sekarang Papah sudah masuk Islam.”
Mengetahui hal itu, Adi dan Icha, putra-putri mereka pun mengikuti jejak ayah dan ibunya, memeluk Islam.
Perjalanan panjang yang sungguh mengharu biru. Keluarga ini pun akhirnya memulai babak baru sebagai penganut Muslim yang taat. Hingga kini, esok, dan sampai akhir zaman. Insya Allah.
Sekian Terima kasih >>> Saya jadi terharu terhadap Cerita tersebut 
Sumber : Indo Blogger™

Jumat, 27 April 2012

Hack Chip TExas Holdem Poker On Facebook

Hack Chips Texas Holdem Poker
1. buka akun Fb dlo
2. Download Cheat Engine 6.1
3. masuk ke Texas HolDEm Poker
4. buka Cheat Engine 6.1 > Proses Listnya pakai puglin-container
5. lalu ganti  Value Type Menjadi Double
6. Scan jumlah Chip mu truz disamping kiri ada beberapa adres klik 2x pada semua addres disamping kiri
7. setelah diklik 2x pada semua addres  addres di samping kiri akan berpindah dibawah
8. Ganti Value nya Menjadi 9999999 atau terserah selera anda
9. lalu gabung Meja dimana aja truz jangan duduk dan ke Lobi lagi
10. dan lihat hasilnya >> Skian terima kasih

>> ADD My FB {Raka Putratama}

ScreenShot:



Itu Bukti Cheat dari Saya Thanks